“Salib Nusantara”: Lambang Kesederhanaan dan Kebhinekaan untuk Misa Paus di Indonesia

waktu baca 2 minutes
Senin, 2 Sep 2024 06:56 0 338 Times NTT

JAKARTA, TIMES Nusa Tenggara Timur| Dalam persiapan menyambut kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Nunsius Apostolik, Mgr. Piero Pioppo, telah menunjuk SangKris, sebuah kreator busana liturgis dari Bandung, untuk merancang dan menyiapkan seluruh busana liturgis yang akan dikenakan oleh Paus, para kardinal, uskup, imam, dan diakon pada perayaan Ekaristi akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Salah satu elemen utama dari busana liturgis ini adalah desain kasula yang diberi nama “Salib Nusantara“. Desain ini mengusung tema kesederhanaan nan luhur, sejalan dengan prinsip nobili simplicitate yang digariskan dalam pembaruan liturgi oleh Konsili Vatikan II. “Salib Nusantara” merupakan simbol yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dengan tetap menjaga kesederhanaan yang mulia, sesuai dengan selera Paus Fransiskus yang dikenal lebih menyukai tampilan busana liturgis yang bersahaja.

Salib Nusantara mengadopsi pola salib Moline atau salib jangkar dengan delapan sudut melengkung, yang sering diasosiasikan dengan Santo Benediktus dari Nursia dan Ordo Benediktin. Batang salib ini dihiasi dengan berbagai motif khas dari berbagai daerah di Indonesia, mencerminkan kebhinekaan Nusantara. Motif-motif tersebut mewakili wilayah utara (Dayak, Kalimantan), selatan (Sumba, Nusa Tenggara), timur (Asmat, Papua), dan barat (Batak, Sumatra). Ornamen empat sayap Garuda dari batik Jawa mengisi ruang di antara lengan salib besar, sementara ornamen floral dari tenun Bali mempercantik salib kecil di tengah.

Baca Juga  Kenangan Kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Indonesia: Jejak yang Masih Dihidupi

Dalam proses produksinya, SangKris melibatkan rumah produksi paramenti dari Eropa untuk memastikan kualitas terbaik, terutama untuk mitra dan pluviale Paus. Pihak Eropa ini dipilih mengingat waktu yang sempit dan pengalaman mereka dalam menangani permintaan Vatikan. Meski begitu, sebagian besar busana, termasuk kasula untuk para uskup dan imam, tetap dikerjakan di Indonesia oleh para pengrajin lokal yang bekerja tanpa kenal lelah.

Desain Salib Nusantara ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol persatuan dan kebhinekaan, tetapi juga mencerminkan semangat pelayanan dalam kesederhanaan yang selalu diutamakan oleh Paus Fransiskus. Seluruh busana liturgis tersebut direncanakan selesai tepat waktu untuk menyambut Paus Fransiskus dalam kunjungan bersejarahnya ke Indonesia, membawa pesan damai dan kebersamaan bagi seluruh umat Katolik di tanah air.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA