TAMBOLAKA, TIMES Nusa Tenggara Timur| Kekecewaan dirasakan oleh masyarakat Loura terkait janji-janji politik yang tidak pernah terpenuhi, khususnya mengenai pengisian jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) dan posisi kepala dinas. Warga menilai bahwa janji untuk memberikan jabatan-jabatan strategis tersebut kepada perwakilan dari Loura hanyalah manuver politik semata, yang bertujuan untuk meraih simpati masyarakat.
Selama ini, mutasi dan promosi jabatan yang terjadi di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya dianggap tidak berpihak kepada orang Loura. Meskipun berbagai janji telah dilontarkan oleh para politisi dan pemimpin daerah, masyarakat Loura merasa dikecewakan karena kenyataannya, sangat sedikit warga Loura yang mendapat kesempatan untuk menduduki posisi penting di pemerintahan.
“Janji untuk memberikan jabatan Sekda kepada orang Loura sudah sering kami dengar, tapi sampai sekarang itu hanya sekadar janji. Kami merasa dikhianati karena kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa orang-orang Loura justru tidak diberi kesempatan yang adil dalam proses mutasi dan promosi jabatan,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Loura yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini semakin memperkuat anggapan bahwa warga Loura hanya dijadikan alat politik untuk kepentingan pihak tertentu.
Janji politik untuk memberikan jabatan Sekda kepada orang Loura, yang semula dianggap sebagai angin segar disetiap moment Pilkada, justru menjadi sumber kekecewaan.
Warga merasa, janji-janji tersebut hanyalah retorika politik yang bertujuan untuk meraih pemilih diwilayah Loura.
Masyarakat Loura berharap, di Pilkada 2024 mendatang, janji-janji politik tidak hanya dijadikan alat untuk meraih suara, tetapi juga diiringi dengan komitmen dan tindakan yang nyata. Mereka mendambakan adanya pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga mampu membawa perubahan yang konkret, terutama dalam memberikan kesempatan yang lebih adil bagi warga Loura untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. ***
Tidak ada komentar