 Pengamat Nilai Sikap Politik Fraksi Perindo SBD Tak Tegas: “Ngilur Ngalur, Tak Jelas Arah”
Pengamat Nilai Sikap Politik Fraksi Perindo SBD Tak Tegas: “Ngilur Ngalur, Tak Jelas Arah”Tambolaka, TIMESNTT.COM | Sikap politik Fraksi Partai Perindo di DPRD Sumba Barat Daya (SBD) dalam menyikapi polemik seleksi PPPK tahap dua dinilai tidak menunjukkan kejelasan arah. Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Lasarus Jehamat, menyebut respons Perindo sebagai “ngilur ngalur, no poin”, merujuk pada tidak konsistennya pernyataan para elite partai itu.
Ketua Fraksi Perindo DPRD SBD, Stefanus Rangga Bola, menyatakan sikap politik fraksinya baru akan diputuskan setelah pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat (RDP) lintas komisi yang dijadwalkan dalam waktu dekat.
“Kami masih menunggu hasil RDP keempat. Dari situ baru akan ditentukan langkah politik fraksi,” ujarnya.
Namun, pernyataan ini berbeda dengan sikap Ketua DPD Perindo SBD sekaligus Wakil Ketua II DPRD, Yusuf Bora, yang lebih memilih untuk tidak berkomentar soal polemik PPPK. “No comment dulu,” kata Yusuf saat dimintai tanggapan beberapa waktu lalu.
Stefanus menegaskan, Fraksi Perindo akan menyesuaikan sikap dengan dinamika di forum RDP. “Kalau mayoritas anggota dewan tidak puas dengan jawaban pemerintah, kami siap ikut mendukung langkah lanjutan, termasuk bila perlu dibentuk pansus,” tuturnya.
Namun jika persoalan dianggap selesai di forum RDP dengan BPKSDM SBD, lanjut Stefanus, pembentukan pansus tidak diperlukan. “Kami fleksibel, melihat situasi nanti,” ujarnya.
Menurut Lasarus Jehamat, sikap saling tidak sinkron di tubuh Perindo menunjukkan lemahnya arah politik partai itu di tingkat lokal.
“Ketika ketua DPD bilang no comment, sementara ketua fraksi bilang masih menunggu, publik jadi bingung. Tidak ada kejelasan posisi,” ucapnya. Lasarus menilai sikap seperti ini berpotensi melemahkan posisi Perindo di hadapan konstituen.
Pengamat lain menyebut, fenomena perbedaan suara ini bisa menjadi indikasi lemahnya komunikasi internal di tubuh partai. “Antara DPD dan Fraksi tidak satu suara. Ini bukan hanya soal strategi, tapi juga menyangkut kredibilitas partai di mata publik,” ujarnya.
Kepemimpinan Yusuf Bora sebagai plt ketua DPD Perindo SBD dinilai lemah.***
| 
 | 

Stop Copas!!
Tidak ada komentar