WhatsApp Channel Banner

Nekat Kuliah demi Tanah Kelahiran, Melkianus Tamo Ama Bangun Sekolah Sendiri di Sumba  

waktu baca 2 menit
Kamis, 15 Mei 2025 02:08 215 FBL

Tambolaka, TIMESNTT.COM | Tak banyak orang seberani Melkianus Tamo Ama. Pria asal Desa Obarade, Kecamatan Wewewa Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya ini nekat meninggalkan kampung halamannya demi menuntut ilmu di tanah Jawa. Tujuannya cuma satu kembali dan membangun tanah kelahirannya.

Perjalanan Melkianus tak mudah. Kini menjabat sebagai Kepala Sekolah SMK Efata Obarade, ia harus menempuh jalan berliku sebelum bisa berdiri di titik ini. Ia percaya, semua yang terjadi dalam hidupnya adalah karena campur tangan Tuhan.

“Apa yang saya alami sampai hari ini adalah karena pemeliharaan dan tuntunan Tuhan,” kata Melkianus.

Meski kini lekat dengan pelayanan dan pendidikan, masa mudanya jauh dari kehidupan gereja. Ironisnya, gereja GKS Pusat Obarade berada tak jauh dari rumahnya.

“Saya dibaptis, tapi sampai tamat SMA saya jauh dari gereja,” akunya.

Titik balik hidupnya datang pada tahun 2007. Saat itu, ia berangkat ke Kupang hanya dengan niat mengadu nasib dan mencari pekerjaan. Namun informasi tentang penerimaan mahasiswa baru jalur beasiswa mengubah segalanya.

Baca Juga  Deklarasi Yayasan Kongge Kara Keita Resmi Digelar di Obarade  

Dari 38 orang yang mendaftar, hanya dibutuhkan tujuh orang dan yang lulus hanya enam, termasuk dirinya. Ia diterima di Universitas Negeri Malang, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Melkianus menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2011.

Selepas lulus, ia kembali ke kampung halamannya. Tapi selama tiga tahun, pekerjaan sulit didapat. Ia bahkan sempat bekerja serabutan di proyek-proyek bangunan hingga ke Anakalang, Kabupaten Sumba Tengah.

Baca Juga  Laporan Dugaan Manipulasi Data Dapodik, Sejumlah Sekolah di Bawah Yayasan Tunas Timur Merasa Dirugikan

Namun cita-cita besarnya tak padam. Sejak awal kuliah di Malang, Melkianus sudah memendam keinginan membangun sekolah sendiri di kampung. Alasannya sederhana terlalu banyak anak muda yang putus harapan setelah tamat SMA.

Impian itu mulai terwujud ketika ia dipercaya memimpin SMK Efata Obarade. Perlahan tapi pasti, sekolah itu berkembang. Dan pada tahun 2025, genap 10 tahun masa kepemimpinannya, ia berhasil mendirikan yayasan pendidikan sendiri Yayasan Konge Kara Keita.

Kini SMK Efata memiliki dua jurusan Pariwisata dan Perhotelan dua bidang yang sangat relevan dengan potensi daerah Sumba.

Bagi Melkianus, ini baru permulaan. Ia yakin pendidikan adalah kunci membebaskan generasi muda dari belenggu keterbatasan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

FBL

Pemimpin Redaksi Times Nusa Tenggara Timur

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA

    Stop Copas!!