WhatsApp Channel Banner

Bank NTT Bersih dari Politik

waktu baca 2 menit
Selasa, 20 Mei 2025 15:49 133 Times NTT

Kupang,TIMESNTT.COM-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena menegaskan, Bank NTT harus bebas dari politik dan kepentingan birokrasi.

Ia mengatakan jika Bank NTT bersih dari kepentingan apapun dan diisi oleh ekonom dan orang yang berpengalaman di dunia perbankan.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank NTT yang menghasilkan formasi baru jajaran direksi dan komisaris.

“Tak ada politisi. Tak ada bekas birokrat. Yang kami tunjuk hari ini adalah ekonom tulen, orang-orang yang mengerti denyut industri keuangan dan punya rekam jejak di dunia perbankan,” ujar Gubernur NTT.

Hasil RUPS itu mengusulkan sebanyak dua calon Direktur Utama yaitu Yohanis Landu Praing alias Umbu Praing, dan Charlie Paulus.

Menurut Melki Laka Lena, keduanya akan segera mengikuti uji kelayakan dan kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum satu nama dipilih untuk memimpin Bank NTT.

Baca Juga  Restu Dupe Pendaftar Tunggal, Jalan Mulus jadi Ketum BPD HIPMI NTT

Posisi Komisaris Utama diberikan kepada Stefanus Donny Heatubun, mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di NTT yang dikenal sebagai teknokrat moneter dengan pendekatan pembangunan inklusif.

Sementara posisi Komisaris Independen kini diperluas dari dua menjadi empat. Di dalamnya terdapat nama-nama profesional seperti Frans Gana, Eko Setiabudi, Josef Jiwadeole, dan satu kandidat dari Bank Jatim.

Sementara itu, di jajaran direksi, wajah-wajah baru yang dibawa Gubernur Melki menunjukkan kesinambungan dengan semangat profesionalisme: Aloysius Geong dipercaya sebagai Direktur Kredit, Siti Aksa di posisi Direktur Dana, Rahmat Saleh menangani Operasional dan SDM, Heru dari Bank Artha Graha sebagai Direktur Treasury dan Keuangan, serta Sony Pellokila memegang kendali Direktur IT.

Baca Juga  Aleks Rangga Pija Resmi Menyatakan Diri Maju Sebagai Bakal Calon Bupati SBD, Siapa Wakilnya ?

Gubernur Melki tak sekadar menyusun ulang jajaran atas. Ia memotong siklus klasik BUMD yang selama ini kerap dijadikan “bancakan” politik lokal.

“Kami ingin Bank NTT menjadi contoh bank daerah modern. Profesional, akuntabel, dan pro rakyat,” ujarnya.

Keputusan Gubernur Melki dan para pemegang saham yang adalah Bupati dan Walikota se NTT ini disebut sebagai langkah berani dan terukur. Di tengah tahun politik, saat banyak kepala daerah cenderung menyisipkan loyalis atau “orang titipan” dalam tubuh BUMD, Gubernur Melki justru mengambil risiko: memutihkan struktur Bank NTT dari jejak politik dan birokrasi.*/az

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA

    Stop Copas!!