WhatsApp Channel Banner

VCA Gelar Temu Inspiratif, Komunitas Lokal di NTT Dilatih Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

waktu baca 5 menit
Kamis, 19 Jun 2025 06:57 147 Times NTT

Kota Kupang, TIMESNTT.COM-Salah satu upaya untuk memperkuat dan mengangkat suara masyarakat akar rumput maka Voices for Just Climate Action (VCA), aliansi organisasi masyarakat sipil yang terbentuk sejak 2021 dan beranggotakan 38 organisasi di Indonesia menggelar kegiatan bertajuk temu Inspiratif di Kupang, Kamis dan Jumat (19–20 Juni 2025).

VCA bertujuan untuk memastikan solusi iklim berbasis dan yang dipimpin oleh masyarakat lokal terdengar di ranah nasional dan global, dengan pendekatan berbasis keadilan iklim, penguatan kepemimpinan komunitas, serta partisipasi penuh kelompok marjinal seperti perempuan, pemuda, masyarakat adat, dan masyarakat yang tinggal di kawasan padat di perkotaan.

Aliansi ini dikelola oleh empat organisasi utama: Yayasan Humanis, Slum DwelIers International dan Speak Indonesia, SSN dan konsorsium C4Ledger, serta WWF Indonesia.

Dormaringan Hs Napitu, Direktur Operasional Program Manager SPEAK Indonesia menjelaskan jika pihaknya bersama beberapa mitra lain bergabung dalam kegiatan itu.

Soal dampak, Dormaringan menjelaskan jika pihaknya sudah memiliki catatan dan dokumen terkait dampaknya bagi masyarakat dan pemerintah.

“Baik dari segi perubahan prilaku, dari segi aksi maupun sampai kepada pengambilan kebijaka,” ujarnya.

VCA, kata Dormaringan bergerak di sebanyak tiga provinsi yang ada di Pulau Jawa.

“Terlihat betul aksi aksi kelompok ini, yang diisi oleh Ibu-ibu dan kelompok anak muda itu sangat berdampak kepada percepatan program pemerintah,” jelasnya.

“Di Jakarta kami melihat bagaimana komunitas mendorong pemerintah untuk mengolah sampah di rumah tangga. Itu melalui perda kita lihat ada perbedaan sebelum dan sesudah adanya pendampingan dari komunitas,” ujarnya menambahkan.

Diketahui, C4Ledger, sebagai aliansi pengelola pengetahuan yang dikoordinasikan oleh KONSEPSI NTB dengan dukungan SSN, telah memainkan peran penting dalam mendokumentasikan dan menyebarluaskan praktik-praktik baik adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dari berbagai daerah.

Melalui kerja riset partisipatif di DKI Jakarta, Papua, dan NTT, C4Ledger menghimpun data berbasis komunitas untuk mendukung pembelajaran lintas wilayah sekaligus mendorong perumusan kebijakan yang lebih responsif. Di NTT, C4Ledger berkolaborasi erat dengan Bengkel APPeK NTT, lembaga advokasi komunitas yang telah lama aktif mendorong kebijakan progresif di Indonesia Timur. Bersama-sama, keduanya memfasilitasi studi terkait dampak El Niño seperti kekeringan dan angin kencang, mendukung penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API), serta membangun ruang dialog antara komunitas dan pemerintah daerah.

Baca Juga  Sentuhan Kasih Pemkot Kupang untuk Korban Musibah Kebakaran di Fontein

Merespons pentingnya pengakuan dan penguatan terhadap gerakan akar rumput tersebut, Voices for Just Climate Action (VCA) Indonesia, sebagai inisiatif kolaboratif untuk keadilan iklim, memayungi penyelenggaraan Temu Inspiratif Local Champion: Aksi Nyata Mitigasi & Adaptasi Iklim Nusantara yang akan digelar pada 19–20 Juni 2025 di Hotel Sasando, Kota Kupang, NTT.

Kegiatan ini dipimpin oleh C4Ledger dan Bengkel APPeK NTT yang didukung SSN melalui program VCA sebagai upaya menghadirkan ruang temu inspiratif, dialog lintas wilayah, dan pembelajaran kolektif antara para local champions dari berbagai penjuru Indonesia.

Selama dua hari penuh, forum ini akan menghadirkan 60 local champions; penggerak komunitas yang terdiri dari petani, nelayan, tokoh adat, perempuan, pemuda, fasilitator lapangan, hingga jurnalis warga, yang datang dari delapan wilayah berbeda seperti NTT, Jakarta, Jogjakarta, NTB, Surabaya, Lampung, Palembang, dan Papua. Mereka akan terlibat dalam sesi berbagi pengalaman, diskusi tematik, serta kunjungan lapangan ke lokasi praktik baik di sekitar Kupang.

Hari pertama akan dibuka dengan forum inspirasi bertajuk “Cerita dari Ujung Negeri”, di mana enam penggerak lokal akan membagikan kisah perjuangan mereka menghadapi krisis iklim, mulai dari wilayah urban padat di Jakarta, pengelolaan hutan adat di Papua, krisis air di Lembata, hingga strategi pemanfaatan dana desa untuk mitigasi berbasis inklusi di NTT. Visual seperti foto, artefak komunitas, dan video singkat akan memperkuat narasi yang dibagikan, membangun koneksi emosional antar peserta dan audiens.

Masih di hari yang sama, sesi Dialog Tematik Dinamis akan membagi peserta ke dalam kelompok kecil yang membahas topik-topik spesifik, dengan metode diskusi rotasi agar semua peserta dapat bertukar perspektif secara menyeluruh. Keesokan harinya, para peserta akan diajak menjelajah praktik langsung melalui kunjungan ke 4 (empat) komunitas inspiratif di Kupang. Sesi Jelajah Inspirasi ini dirancang sebagai pengalaman imersif, di mana peserta tidak hanya menyerap informasi, tapi juga terlibat langsung melalui walking dialogue, pembuatan video diary, dan kolase narasi visual yang mencerminkan pemahaman mereka terhadap aksi nyata yang mereka saksikan.

Baca Juga  Konsultasi Publik Dilakukan untuk Draf RAD API

Puncak kegiatan akan ditandai dengan Panggung Jejaring “Iklim Kita, Aksi Kita”, sebuah sesi reflektif kolektif menggunakan metode story circle. Di sini, para peserta yang hadir akan menyatukan pengalaman mereka dalam bentuk kolaborasi artistik: puisi iklim, teater pendek, dan penandatanganan komitmen bersama sebagai jaringan penggerak perubahan iklim berbasis komunitas. Sesi ini sekaligus menjadi penegasan bahwa perubahan iklim bukan hanya soal kebijakan dan angka, tapi tentang kehidupan sehari-hari dan hubungan antar manusia yang perlu dijaga dan diperkuat.

Lebih dari sekadar forum diskusi, Temu Inspiratif ini bertujuan menghasilkan dampak nyata dan berkelanjutan. Diharapkan akan teridentifikasi setidaknya sepuluh praktik baik dalam mitigasi dan adaptasi iklim yang dapat direplikasi di wilayah lain. Jejaring penggerak lokal yang terbentuk akan menjadi fondasi penting bagi gerakan iklim yang lebih inklusif, responsif, dan adil.

Dengan semangat kolektif dan pendekatan kreatif seperti Visual Documentation Booth, Wall of Inspiration, dan Kolase Peta Aksi Iklim, forum ini mengajak setiap individu untuk menyumbangkan gagasan, membangun solidaritas, dan menjadi bagian dari perubahan. Seluruh jaringan VCA Indonesia bersama tuan rumah kegiatan ini yaitu C4Ledger dan Bengkel APPeK NTT percaya bahwa jawaban atas krisis iklim global dapat ditemukan dalam keberanian dan ketangguhan komunitas lokal. Dari Kupang, suara-suara perubahan itu akan menggema lebih luas; menuju masa depan iklim yang lebih adil dan berkelanjutan untuk semua.

Direktur Bengkel APPeK, Vinsen Bureni menjelaskan jika kegiatan dua hari menghadirkan berbagai aksi dari kegiatan komunitas dampingan.

“Kita akan belajar di empat lokasi berbeda. Setelahnya akan saling berbagi pengetahuan,” ujarnya.

Sebagai informasi turut hadir, Febrilia Ekawati, Direktur Eksekutif dari YKWS

Alfa Gumilang dari Yayasan HUMANIS Jakarta. Suyono dari TRANSFORM NTB

Yurgen Nubatonis, Koordinator KOALISI KOPI.*az

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA

    Stop Copas!!