 Tandatangan kontrak pembangunan paket proyek milik Dinas PUPR NTT/Foto:ist
Tandatangan kontrak pembangunan paket proyek milik Dinas PUPR NTT/Foto:istKota Kupang, TIMESNTT.COM-Bank NTT menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hal itu dibuktikan saat acara penandatanganan kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultan untuk tahun anggaran 2025.
Kepala Divisi Kredit Konstruksi Bank NTT, Anton Bisilisin, mengumumkan peluncuran skema pembiayaan khusus untuk sektor jasa konstruksi.
Menurutnya, langkah ini diambil untuk memfasilitasi pelaku usaha konstruksi dalam mengakses pembiayaan cepat dan efisien guna melaksanakan proyek-proyek strategis baik dari APBN, APBD Provinsi, maupun APBD Kabupaten/Kota.
“Kami memiliki 4 segmen pembiayaan, yakni untuk konstruksi fisik, infrastruktur, pengadaan barang/jasa, serta jasa konsultasi,” jelas Anton.
Anton menyatakan bahwa seluruh kontrak pekerjaan yang dibiayai wajib mencantumkan rekening Bank NTT sebagai rekening utama proyek, termasuk untuk proyek bersumber dari APBN. Hal ini bertujuan mempermudah proses pencairan dan pengawasan penggunaan dana proyek.
Bank NTT menekankan pentingnya keterlibatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam proses validasi proyek. Dua syarat utama yang diwajibkan adalah konfirmasi proyek dari PPK dan dokumen standing instruction sebagai bentuk verifikasi dan pengawasan aliran dana proyek.
“Kami perlu memastikan proyek itu benar-benar ada, nilainya sesuai kontrak, dan dananya tidak dialihkan ke rekening bank lain selama masa pelaksanaan,” ujar Anton.
Menurutnya, masa kredit diberikan sepanjang masa kontrak ditambah tiga bulan untuk penyelesaian dokumen administrasi akhir seperti berita acara dan pembayaran.
Selain kredit konvensional berbasis kontrak yang sudah ditandatangani, Bank NTT juga menyediakan skema Standby Loan. Dalam skema ini, dana kredit dibuka terlebih dahulu meski kontrak belum ada, dan akan langsung dicairkan saat kontrak ditandatangani.
“Ini memang lebih ketat di awal, tapi mempermudah kontraktor saat dapat pekerjaan. Dana sudah siap,” jelas Anton.
Syaratnya, demikian Anton, kontraktor harus memiliki pengalaman minimal tiga tahun dan estimasi pekerjaan yang bisa diperoleh dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Bank NTT juga menyediakan fasilitas kredit investasi untuk pengadaan alat berat dan peralatan konstruksi seperti AMP dan stone crusher. Bahkan, pembiayaan juga bisa untuk pembangunan kantor kontraktor.
Selain itu, Data Bank NTT menunjukkan peningkatan signifikan pada pembiayaan konstruksi. Tahun 2023 tercatat 134 debitur dengan total Rp114 miliar, sementara pada 2024 meningkat menjadi Rp161 miliar lebih. Peningkatan ini diharapkan berkontribusi pada kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui dividen bank yang dibagikan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Ini selaras dengan arahan Wakil Gubernur agar infrastruktur tidak hanya mengandalkan dana pusat, tapi digerakkan juga oleh kekuatan finansial lokal,” pungkas Anton.*az
| 
 | 

Stop Copas!!
Tidak ada komentar