WhatsApp Channel Banner

Dua Calon Bupati Dari Wewewa dan Dua Calon Wakil Dari Kodi, Parpol Non Seat Bentuk Poros Baru Bisa Usung Bupati Dari Kodi dan Wakil Dari Wewewa

waktu baca 2 menit
Jumat, 23 Agu 2024 02:44 586 Times NTT

TAMBOLAKA, TIMES Nusa Tenggara Timur| Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) 2024, masyarakat SBD mulai melihat peluang untuk menciptakan dinamika politik yang lebih segar dengan membentuk poros baru.

Saat ini, dua poros utama yang telah terbentuk adalah pasangan Ratu Ngadu Bonnu Wulla dan Dominggus Alphawan Rangga Kaka, serta pasangan Fransiskus Marthin Adi Lalo dan Yeremia Tanggu. Kedua pasangan tersebut merupakan perwakilan dari wilayah Wewewa untuk calon bupati dan wilayah Kodi untuk calon wakil bupati.

Namun, muncul dorongan untuk membentuk poros baru yang lebih beragam, dengan menempatkan calon bupati dari wilayah Kodi dan wakil bupati dari Wewewa atau Loura. Poros baru ini diharapkan dapat menawarkan pilihan alternatif bagi masyarakat, serta menciptakan persaingan yang lebih dinamis dalam Pilkada 2024.

Skenario yang mulai dipertimbangkan adalah koalisi partai non-seat yang akan mengusung Aleks Rangga Pija sebagai calon bupati, dengan pilihan wakilnya antara Soleman Lende Dappa atau Sakarias Natara. Aleks Rangga Pija, yang saat ini sudah mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat Kodi, dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi kandidat yang kompetitif jika mampu menggalang dukungan partai-partai non-seat.

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 menjadi dasar penting dalam strategi ini. Putusan tersebut memungkinkan partai non-seat, yang telah memperoleh minimal 10 persen suara sah dalam Pemilu Legislatif 2024, untuk mengusung calon kepala daerah. Di Sumba Barat Daya, partai-partai non-seat seperti PSI, PPP, dan Partai Gelora telah mengantongi total suara yang cukup besar, sehingga memenuhi syarat untuk membentuk poros baru dalam Pilkada.

Di sisi lain, Partai Demokrat yang memiliki 1 kursi di DPRD Sumba Barat Daya juga dapat memainkan peran kunci dalam membentuk poros baru ini. Demokrat berpotensi mendorong kombinasi pasangan seperti Gustaf Tamo Mbapa dan Soleman Lende Dappa, yang bisa menjadi pilihan alternatif bagi pemilih. Kolaborasi antara Demokrat dan partai-partai non-seat, seperti PSI, bisa memperkuat posisi poros baru ini dalam pilkada SBD 2024.

Baca Juga  Warga Loura Keluhkan Janji Politik yang Tak Terpenuhi, Jabatan Sekda Hanya Jualan Janji Pilkada

Jika poros baru ini terbentuk, dengan calon bupati dari wilayah Kodi dan wakil bupati dari Wewewa atau Loura, maka Pilkada Sumba Barat Daya akan menghadirkan kompetisi yang lebih berimbang dan menarik. Hal ini tidak hanya memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat, tetapi juga mendorong munculnya ide-ide baru dalam pemerintahan daerah yang lebih inklusif dan representatif.

Pembentukan poros baru ini menjadi momentum bagi masyarakat Sumba Barat Daya untuk terlibat lebih aktif dalam menentukan arah masa depan daerahnya. Dinamika politik yang lebih segar diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik, dengan kepemimpinan yang mencerminkan keberagaman dan kebutuhan seluruh masyarakat di Sumba Barat Daya.***

Baca Juga  KPU Sumba Barat Daya Buka Pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati 2024
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA

    Stop Copas!!