KODI, TIMES Nusa Tenggara Timur| Perdamaian antara dua tokoh penting Sumba Barat Daya (SBD), Markus Dairo Talu dan Kornelis Kodi Mete, akhirnya tercapai setelah melalui proses panjang. Rekonsiliasi ini dilakukan melalui ritual adat yang melibatkan seluruh keluarga korban peristiwa Pilkada SBD tahun 2013.
Acara rekonsiliasi yang dinamai Loda Wee Maringi Pada Waimalala ini digelar di kampung halaman Bupati SBD, Kornelis Kodi Mete, tepatnya di Tana Mburu, Desa Kapaka Madeta, Kodi Utara, pada Kamis (11/07/2024).
Markus Dairo Talu, yang pernah menjabat sebagai Bupati SBD, mengaku sangat bahagia dengan rekonsiliasi ini.
“Kita bahagia semua hari ini. Bertahun-tahun kerinduan saya terjadi hari ini. Kita semua sudah merindukan. Kita gas untuk membangun Sumba Barat Daya,” kata Markus, yang juga merupakan Ketua DPD Nasdem SBD.
Menurut Markus, konflik yang terjadi pada Pilkada 2013 telah menyebabkan perpecahan di kalangan masyarakat. Namun, dengan adanya rekonsiliasi ini, ia berharap semua kenangan buruk masa lalu bisa dilupakan.
“Saya dan saudara saya Paka Nelis telah membuat masyarakat jaga jarak. Tapi Tuhan telah membuka jalan dan hari ini kita sudah selesaikan,” ungkapnya dengan nada haru.
Markus meyakini bahwa proses rekonsiliasi ini direstui oleh leluhur demi kedamaian dan persatuan masyarakat SBD. Ia pun mengajak seluruh masyarakat SBD untuk bersatu kembali tanpa adanya perpecahan di antara ketiga suku, yaitu Wewewa, Loura, dan Kodi.
“Terima kasih banyak Pak Dokter, Ibu, dan semua keluarga besar yang menerima kami dengan senang hati. Pertemuan kita hari ini direstui oleh leluhur Sumba Barat Daya. Mari kita sudahi yang sudah terjadi dan jangan terulang lagi,” tambahnya.
Markus juga berharap agar tujuan mereka untuk memenangkan Ratu Angga bisa tercapai.
“Mungkin selama masa kepemimpinan kami berdua masih ada yang belum sempurna, namun harapan kita untuk menyempurnakan itu ada pada pasangan Ratu Angga,” tutupnya.
|
Tidak ada komentar