 Wali Kota Kupang, saat disambut oleh tokoh komunitas Toraja di Kupang/foto:Forkompimda
Wali Kota Kupang, saat disambut oleh tokoh komunitas Toraja di Kupang/foto:ForkompimdaKupang, TIMESNTT.COM-Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo mengapresiasi kontribusi Warga Toraja untuk pembangunan di Kota Kupang.
Wujud pengakuan itu dengan hadirnya Wali KotaChristian Widodo dalam ibadah syukur dalam rangka pentahbisan Gereja Toraja Jemaat Kupang.
Ibadah pada Jumat 30 Mei itu juga ditandai dengan dilaksanakan prosesi adat Ma’Somba Tedong dan Ma’Pabendan Bate.
Acara itu, bagi komunitas Toraja di Kota Kupang, merupakan bentuk ungkapan syukur dan persatuan dalam pembangunan rumah ibadah.
Wali Kota bersama tamu undangan berkesempatan menyaksikan langsung ritual Ma’Pabendan Bate atau pemasangan panji kemenangan di pelataran Gereja.
Wali Kota mengungkapkan kebanggaannya terhadap kontribusi masyarakat Toraja dalam pembangunan Kota Kupang.
Bagi Christian, keluarga-keluarga Toraja telah menjadi bagian penting dari sejarah 139 tahun Kota Kupang dan turut menyumbangkan gagasan serta tenaga di berbagai bidang, seperti kesehatan, birokrasi, dan akademisi.
Wali Kota Christian Widodo mengatakan jika prosesi Ma’Somba Tedong dan Ma’Pabendan Bate sebagai simbol syukur dan persatuan.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan pembangunan gereja ini merupakan buah dari kolaborasi lintas komunitas di Kota Kupang.
“Ubi concordia, ibi victoria, dalam persatuan ada kemenangan. Kita harus tetap bersatu untuk menghadapi tantangan kota ini bersama,” katanya.
Christian juga mengajak masyarakat Toraja untuk terus aktif berkontribusi, bahkan membuka peluang bagi kader-kader terbaik Toraja untuk bergabung dalam pemerintahan kota.
“Kami siap menerima dengan tangan terbuka untuk membangun kota ini bersama-sama,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana, Zet Tadung Allo, dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran Wali Kota yang menunjukkan dukungan nyata terhadap masyarakat Toraja.
Ia menjelaskan bahwa prosesi Ma’Somba Tedong merupakan bentuk persembahan syukur kepada Tuhan atas keberhasilan pembangunan gereja, sesuai tradisi Toraja yang menjunjung harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Ia juga menginformasikan bahwa pembangunan gereja ini telah melalui proses panjang sejak peletakan batu pertama pada 4 Juni 2017 oleh almarhum Wakil Wali Kota dr. Hermanus Man, dan akhirnya bisa diselesaikan berkat semangat gotong royong seluruh jemaat.
Kepala Kejaksaan Tinggi NTT itu menyerukan dukungan terhadap program-program Pemkot Kupang, terutama terkait penanganan sampah dan pelestarian lingkungan.
“Mari mulai dari hal kecil dengan mengurangi penggunaan alat makan dan minum sekali pakai. Itu bentuk kontribusi kita bagi kota ini dan bumi yang kita cintai,” katanya.*/az
| 
 | 

Stop Copas!!
Tidak ada komentar