WhatsApp Channel Banner

Fraksi Demokrat Minta Program Gubernur NTT harus Berbasis Potensi Lokal

waktu baca 3 menit
Kamis, 5 Jun 2025 05:38 198 Times NTT

Kupang, TIMESNTT.COM- Fraksi Demokrat melalui Juru Bicara Fraksi Astria Blandina Gaidaka menilai capaian itu belum cukup mengurangi angka kemiskinan. Dalam sidang paripurna DPRD, Kamis 05/06 Fraksi Demokrat mendorong arah pembangunan baru yang berbasis potensi daerah seperti perikanan, tenun, dan peternakan.

Fraksi Demokrat memberikan apresiasi terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan serta raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI, namun juga menyampaikan sejumlah catatan kritis dan solusi perbaikan.

Laporan pertanggungjawaban, menurut Fraksi Demokrat tidak boleh dipandang sekadar dokumen administratif, melainkan harus menjadi alat evaluasi yang jujur dan akuntabel atas kinerja pemerintahan daerah.

“WTP bukanlah tujuan akhir, tetapi sarana menuju pengelolaan keuangan yang semakin transparan dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Astria.

Sorotan Terhadap Pendapatan dan Belanja Daerah

Fraksi Demokrat menyoroti rendahnya capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi yang hanya 44,80 persen, meski total pendapatan daerah mencapai Rp4,83 triliun atau 96,75% dari target.

Fraksi mendorong reformasi sistem retribusi dengan pendekatan digital serta penguatan sektor lokal yang belum tergarap optimal, seperti pariwisata agro dan BUMDes.

Baca Juga  Pemkot Kupang sudah bentuk Satgas Sampah

Di sisi belanja, Fraksi mencatat realisasi belanja daerah sebesar 91,76% dan adanya surplus anggaran sebesar Rp100,1 miliar.

Namun, penurunan belanja modal hingga 14,06% menunjukkan masih adanya proyek strategis yang tidak berjalan maksimal.

Fraksi mendorong perbaikan perencanaan anggaran berbasis kinerja dan sistem peringatan dini bagi program-program rawan gagal serap.

Kritik atas Perencanaan Anggaran dan SILPA

Kenaikan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) menjadi Rp262,8 miliar, meningkat lebih dari 100% dari tahun sebelumnya, menurut Fraksi Demokrat menunjukkan lemahnya perencanaan dan penyerapan.

Mereka mengusulkan adanya audit atas sumber SILPA dan pembuatan SILPA Tracking Dashboard sebagai sarana pemantauan publik.

Meski nilai aset daerah naik menjadi Rp12,3 triliun, Fraksi Demokrat mengingatkan pentingnya memastikan aset tersebut produktif.

Mereka mendorong sertifikasi aset tidak bergerak serta audit menyeluruh terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), termasuk kemungkinan merger atau likuidasi BUMD yang tidak produktif.

Masalah Ekonomi Makro dan Kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi NTT yang mencapai 3,73% dinilai belum memadai, terutama karena masih di bawah rata-rata nasional dan tingkat kemiskinan yang masih tinggi di angka 19,48%.

Fraksi Demokrat mendorong strategi berbasis potensi lokal seperti perikanan, tenun ikat, peternakan, dan hortikultura.

Baca Juga  Calon Direktur Operasional dan SDM Bank NTT, Rahmat Saleh Patuh pada Keputusan RUPS

Selain itu, mereka juga mengusulkan pembentukan lembaga pengelola dana desa di tingkat provinsi untuk mempercepat pembangunan ekonomi komunitas.

Pembiayaan dan Utang Daerah Perlu Dikaji Ulang

Dalam aspek pembiayaan, Fraksi mencermati ketergantungan terhadap pinjaman, dengan pengeluaran untuk cicilan utang mencapai Rp163 miliar.

Mereka menuntut adanya kajian fiskal jangka panjang dan audit publik atas penggunaan pinjaman PT SMI.

SPI dan Tindak Lanjut Temuan BPK

Fraksi Demokrat menyatakan keprihatinan terhadap catatan BPK tentang belum optimalnya Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Mereka mendesak pembentukan Tim Monitoring Eksternal Independen dan integrasi sistem keuangan antar OPD berbasis teknologi informasi.

Dukungan terhadap Pemerintahan Baru

Fraksi Partai Demokrat memberikan ucapan selamat kepada Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wakil Gubernur Johanis Asadoma atas 100 hari pertama masa jabatan dan mengharapkan pemerintahan baru mampu melanjutkan capaian positif serta memperbaiki kelemahan struktural fiskal.

“Kami percaya visi NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan bukan sekadar slogan, tetapi arah kebijakan yang harus diwujudkan secara inklusif dan berpihak pada rakyat,” ujar Astria dalam pidatonya.

Komitmen Fraksi dalam Pengawasan

Sebagai penutup, Fraksi Demokrat menyatakan menerima laporan pertanggungjawaban tersebut untuk dibahas lebih lanjut, dan menegaskan komitmennya dalam menjalankan fungsi pengawasan secara objektif dan konstruktif.*/az

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA

    Stop Copas!!