WhatsApp Channel Banner

Bulan Maria, Umat Katolik Pogotena Laksanakan Perarakan Patung Bunda Maria  

waktu baca 2 menit
Jumat, 16 Mei 2025 12:34 277 FBL

Pogotena, TIMESNTT.COM – Bulan Mei yang secara khusus didedikasikan sebagai Bulan Maria dalam tradisi Gereja Katolik kembali dirayakan secara meriah oleh umat Katolik di Stasi Santo Wilhelmus Pogotena. Puncaknya ditandai dengan perarakan patung Bunda Maria yang diterima secara adat dari umat Stasi Santo Lukas Pateru Wanne.

Dengan iringan gong dan tambur khas Loura, tarian penyambutan menggema dari Gokat, Desa Ramadana menuju Tanakaka, lokasi utama Stasi Santo Wilhelmus. Suasana sakral dan budaya lokal berpadu mengiringi langkah patung Bunda Maria, yang kemudian dibawa secara berkeliling dari rumah ke rumah oleh umat lingkungan Santo Yosep.

“Ini bukan hanya tradisi rutin, tapi bentuk nyata iman kami,” ujar Dominikus Dawi, pembina umat Stasi Santo Wilhelmus Pogotena. “Penerimaan patung Bunda Maria adalah simbol bahwa Maria mengunjungi rumah anak-anaknya, membawa berkat dan kedamaian,” tambahnya.

Baca Juga  Kisruh Data Kontrak Daerah PPPK di Sumba Barat Daya, Fraksi Hanura Menuding Ada Ketidakberesan di BKSDM

Perarakan Lintas Basis

Ketua lingkungan St. Aloysius, Victor Hendrik Dowa Ghunu, menjelaskan secara rinci tahapan perarakan yang dilaksanakan secara bergilir di beberapa basis lingkungan.

“Tanggal 20 Mei, patung Bunda Maria kami terima dari Stasi Santo Petrus,” ujar Victor. “Perarakan pertama dimulai di basis St. Theresia. Kami arak dari rumah ke rumah, mulai dari rumah Mama Aris,” lanjutnya.

Rute perarakan kemudian dilanjutkan ke basis St. Damianus. Patung dibawa hingga dekat pasar, lalu diarahkan masuk melalui jalan belakang menuju lingkungan St. Yohanes Bosco. Dalam perarakan ini, umat menyusuri jalan menuju rumah Bapak Sefa, lalu diteruskan ke rumah Bapak Gaspar.

Baca Juga  Ketika Hukum Membisu, Jejak Luka MML yang Ditinggalkan Negara

“Patung Bunda Maria akan menginap di rumah Bapak Rola sebagai penutup hari pertama,” kata Victor.

Misa di Rumah Umat

Perarakan berlanjut pada tanggal 21 Mei dengan rute penuh di basis St. Gerardus Mayela. Setelah seluruh lingkungan dikunjungi, patung dibawa menuju rumah keluarga Bapak Kolin.

“Kami akan menggelar misa pukul enam sore di rumah mereka sebagai bagian dari devosi kami kepada Bunda Maria,” tutur Victor Hendrik.

Bulan Maria selalu menjadi momentum penting bagi umat Katolik untuk mempererat iman melalui penghormatan kepada Santa Perawan Maria. Di tengah tantangan zaman, devosi semacam ini menjadi pengingat akan nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan, dan kekudusan dalam kehidupan umat beriman.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin redaksi TIMES NTT.

FBL

Pemimpin Redaksi Times Nusa Tenggara Timur

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA

    Stop Copas!!