Catatan Redaksi TIMES Nusa Tenggara Timur Bagian Ketiga, Seputar Pilkada Sumba Barat Daya 2024
“Kornelius Kodi Mete sedang memainkan politik pertandingan smack dwon, seperti pertarungan betulan padahal pura-pura”
TIMES Nusa Tenggara Timur | Membaca peta politik pemilihan bupati dan wakil bupati Sumba Barat Daya (SBD), periode 2024-2029 dikala hampir 30 orang mendaftar sebagai bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati di sejumlah partai politik (Parpol).
Parpol yang tidak mempunyai kader pasti akan berharap penuh terhadap kemampuan modal sosial, modal politik dan modal ekonomi dari kandidat yang mendaftar.
Redaksi TIMES Nusa Tenggra Timur membaca kompas politik Parpol yang berpotensi berpura-pura menjaring bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati, dan parpol yang benar-benar melakukan penjaringan.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumba Barat Daya. Foto: Istimewa
Parpol yang tidak akan dibaca peta politiknya yaitu partai Nasdem SBD. Mengingat bahwa partai Nasdem memiliki jagoanya sendiri yaitu Ratu Ngadu Bonnu Wulla sebagai bakal calon bupati SBD.
Redaksi TIMES Nusa Tenggara Timur memulai pertama dengan membaca peta politik di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Baru-baru ini viral sejumlah media lokal menulis bahwa PDIP SBD mempersiapkan putra mahkota sebagai bakal calon bupati SBD yaitu Dominggus Alphawan Rangga Kaka. Namun hingga kini proses survey elakbilitas masih berlangsung di rana partai politik.
Selain Dominggus Alphawan Rangga Kaka ada sejumlah nama yang juga mendaftar yaitu Marthen Kristian Taka, Soleman Lende Dappa, Dominggus Damma, Marselinus Lete Boro, Yengo Tada Kawi, Dominggus Bulla, Fransiskus Marthin Adi Lalo, Fredy Malo, Christofel Wungo, Gerardus Maliti, Ratu Ngadu Bonnu Wulla, Yohanes Bulu Dappa dan Aleks Rangga Pija.
Sementara yang mendaftar sebagai bakal calon wakil bupati yaitu Jeremias Tanggu, Noviyanto Umbu Pati Sangu Ate Lende, Mikhael Lende Dake, dan Agustinus Wora-Wora.
Ketua DPC PDIP SBD Kornelius Kodi Mete saat memberikan pernyataan pers ketika pembukaan pendaftaran calon Bupati dan Calon Wakil Bupati SBD Periode 2024-2029 di secretariat PDIP SBD. Foto: TIMES Nusa Tenggara Timur (16/04/2024)
Peta politik PDIP jelas, Kornelius Kodi Mete merupakan bupati SBD dan ketua DPC PDIP yang sedang berkuasa memimpin hingga bulan September 2024. Kenapa Dominggus Alphawan Rangga Kaka mendaftar di PDIP sementara saat ini masih aktif sebagai anggota DPRD Provinsi dan terpilih kembali periode 2024-2029. Tentu jawabannya, Kornelius Kodi Mete tidak ingin kehilangan panggung politik di kabupaten SBD. Lebih mengejutkan lagi ketika kader PDIP dan sejumlah nama beramai-ramai mendaftar di PDIP dan Kornelius Kodi Mete tetap dengan santai memainkan politik berpura-pura konflik.
Pura-pura Konflik, Buka Dulu Topeng Wajah, Sebuah Ilustrasi Redaksi TIMES Nusa Tenggara Timur. Foto: Istimewa
Berpura-Pura Konflik
Jawaban atas berpura-pura konflik sebenarnya adalah, PDIP SBD berpura-pura melakukan penjaringan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati SBD periode 2024-2029 padahal sudah mempunyai jagoan yang ditetapkan.
Gambaran peta politik PDIP yang segaja memunculkan sejumlah nama kader partai politik dengan argumentasi siap melaksanakan tugas partai karena mendapatkan penugasan dari partai adalah skenario awal dari Kornelius Kodi Mete untuk meloloskan satu nama. Misalnya, Yohanes Bulu Dappa dan Dominggus Alphawan Rangga Kaka yang mengaku sebagai petugas partai siap melaksanakan tugas sebagai bakal calon bupati SBD periode 2024-2029.
Berpura-pura konflik lainnya, Kornelius Kodi Mete mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) di DPD PDIP NTT. Apakah Kornelius Kodi Mete mendapatkan penugasan dari DPD agar mendaftar sebagai bakal calon wakil gubernur NTT ? Redaksi TIMES Nusa Tenggara Timur membaca bahwa hanyalah akalan semata dari Kornelius Kodi Mete.
Kenapa Kornelius Kodi Mete berpura-pura konflik dengan Dominggus Alphawan Rangga Kaka dan Yohanes Bulu Dappa ? bukanya keduanya adalah bapak dan anak kandung ? lantas bagaimana dengan posisi sejumlah nama yang mendaftar di PDIP SBD ?
Jawabanya adalah hanya ada dua nama yang tersembunyi dibalik pura-pura konflik Kornelius Kodi Mete, yaitu Dominggus Alphawan Rangga Kaka dan Kornelius Kodi Mete itu sendiri. Sementara sejumlah nama yang mendaftar dipastikan tidak akan diusung oleh PDIP sekalipun memiliki elakbilitas yang tinggi.
Permainan Catur Ala Tika Taka, PDIP SBD, Sebuah Ilustrasi Redaksi TIMES Nusa Tenggara Timur. Foto: Istimewa
Permainan Catur PDIP SBD
Setelah berpura-pura konflik Kornelius Kodi Mete langsung bermain catur, permainan catur dimulai dengan segaja membunuh mati semua para pion, perlahan-lahan membunuh seluruh benteng dan peluncur, terakhir dari sekian korban yang ada hanya ada satu yang selamat dan jadi pemenang, bukan saja raja tetapi bisa juga anak pion.
Ilustrasi di atas bisa saja diduga kuat, setelah tidak lolos pencalonan wakil gubernur NTT, Kornelius Kodi Mete akan kembali bertarung Pilkada dengan mengambil posisi terburuk sebagai bakal calon wakil bupati SBD. Apakah tidak mungkin ? mungkin saja terjadi apabila Dominikus Alphawan Rangga Kaka tidak mau dikorbankan oleh Kornelius Kodi Mete.
Lantas siapa peluncur yang disiapkan oleh Kornelius Kodi Mete ? Aleks Rangga Pija masih menjadi misteri dari permainan catur Kornelius Kodi Mete.
|
Tidak ada komentar