JAKARTA, TIMES Nusa Tenggara Timur| Dalam kunjungan apostoliknya ke Indonesia yang akan berlangsung dari tanggal 3 hingga 6 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan memimpin dua perayaan liturgi besar. Yang pertama akan diadakan pada tanggal 4 September 2024 di Gereja Katedral Santa Maria diangkat ke Surga, Jakarta. Pada perayaan ini, Paus Fransiskus akan bertemu dengan para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis.
Perayaan liturgi kedua, yang menjadi puncak dari kunjungan Paus Fransiskus, akan berlangsung pada tanggal 5 September 2024 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Misa ini akan memperingati Santa Teresa dari Kalkuta, dengan warna liturgi putih. Rangkaian misa ini sangat istimewa karena akan menggunakan kombinasi bahasa Indonesia dan Latin, mencerminkan perpaduan budaya lokal dengan tradisi universal Gereja Katolik.
Dalam misa yang dipimpin Paus Fransiskus ini, Bahasa Indonesia akan digunakan dalam berbagai bagian liturgi, termasuk Ritus Tobat, Kyrie, Gloria, dan sebagian besar nyanyian yang akan dinyanyikan oleh paduan suara gabungan dari beberapa keuskupan di Indonesia. Sementara itu, Bahasa Latin akan digunakan dalam doa-doa penting seperti Doa Kolekta dan bagian tertentu dari Liturgi Ekaristi.
Ritus Pembuka dalam misa di GBK ini akan dimulai dengan perarakan meriah, meskipun Paus Fransiskus, yang kini menggunakan kursi roda, tidak akan ikut dalam perarakan tersebut. Ia akan langsung berada di tempat yang telah disediakan. Perarakan akan dipimpin oleh misdinar yang membawa pedupaan dan salib, diikuti oleh para uskup, delegatus Vatican, dan selebran utama, yaitu Bapa Kardinal Ignatius Suharyo. Nyanyian perarakan masuk akan dinyanyikan dalam bahasa Indonesia oleh paduan suara gabungan.
Setelah perarakan, misa akan dilanjutkan dengan Ritus Pembuka yang diakhiri dengan Doa Kolekta dalam bahasa Latin. Dalam Doa Kolekta ini, umat akan berdoa kepada Allah agar mampu meneladani Santa Teresa dari Kalkuta, terutama dalam hal amal kasih kepada mereka yang menderita dan terpinggirkan.
Liturgi Sabda akan menyajikan bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dan Injil Lukas yang menegaskan panggilan untuk menjadi murid Yesus yang sejati. Setelah Bacaan Injil, Paus Fransiskus akan memberikan homili dalam bahasa Latin, diikuti dengan hening sejenak sebelum dilanjutkan dengan Doa Umat. Intensi doa akan dibacakan dalam berbagai bahasa daerah, mencerminkan keragaman Indonesia.
Liturgi Ekaristi akan berlangsung dengan penuh khidmat. Paus Fransiskus akan tetap berada di tempat duduknya saat Diakon membantu selebran utama menyiapkan persembahan. Dalam momen puncak Doa Syukur Agung, roti dan anggur akan dikonsekrasikan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, di mana umat akan menyambut komuni dengan penuh iman.
Misa akan ditutup dengan Ritus Penutup, di mana umat akan diutus untuk membawa kabar gembira ke tengah dunia. Bapa Kardinal Ignatius Suharyo akan memberikan salam kepada Paus Fransiskus sebelum diakon memberikan pengutusan dalam bahasa Indonesia. Setelah itu, perarakan keluar akan menutup seluruh rangkaian misa.
Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan tidak hanya menjadi momen spiritual yang mendalam bagi umat Katolik di Indonesia, tetapi juga memperkuat semangat persatuan dan kerukunan antarumat beragama di tanah air. Semoga perayaan ini membawa berkat bagi seluruh umat dan menjadi inspirasi untuk terus menyebarkan kasih Kristus kepada sesama.***
|
Tidak ada komentar