Laporan Jurnalis; Freddy Ladi, Kontributor di Sumba Barat Daya
“Kemiskinan, kesehatan, pertanian, infrastruktur, sumber daya manusia dan pengangguran masih tinggi di Sumba Barat Daya, Fredy Malo tawarkan program sejahterakan petani. Sementara Christofel Wungo ingin lanjutkan 7 Jembatan emas”
TIMES Nusa Tenggara Timur| Kristofel Wungo dan Fredy Malo resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati Sumba Barat Daya periode 2024-2029. Masing-masing mendaftar di hari yang berbeda di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumba Barat Daya (SBD). Kristofel Wungo menawarkan program pertanian berkelanjutan sementara Fredy Malo menawarkan program kesejahteraan petani.
Kristofel Wungo saat ini menjabat sebagai direktur utama PT. Grasindo Nusa Jaya ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Sumba Barat Daya berpasangan dengan Mikhael Lende Dake yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Sumba Barat Daya.
Kristofel Wungo dan Mikhael Lende Dake resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Sumba Barat Daya periode 2024-2029 di PDIP Sumba Barat Daya.
Kristofel mengaku bahwa pendaftaran dirinya bersama Mikhael Lende Dake bukan secara tiba-tiba tetapi telah melalui komunikasi politik bersama sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat Sumba Barat Daya. Ia mengaku penilaian publik terhadap dia dan Mikhael Lende Dake pantas dan layak menjadi pasangan calon pada pilkada 2024.
“Oh siapa bilang tiba-tiba, tidak ada tiba-tiba karena ini telah lama di komunikasikan dan telah mendapatkan persetujuan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama di Sumba Barat Daya” Ujar Kristofel Wungo.
Ia mengaku akan melanjutkan program 7 jembatan emas milik bupati Sumba Barat Daya Kornelius Kodi Mete. Ia mengaku program 7 jembatan emas milik bupati saat ini terbilang berhasil. Ia menolak dikatakan gagal karena pada saat awal memimpin bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete di perhadapkan dengan persoalan virus corona, hama belalang dan virus ASF.
“Tujuh jembatan emas itu berhasil hanya ada sedikit kendala karena Bupati Kornelius Kodi Mete diperhadapkan dengan persoalan Virus Covid-10, hama belalang dan ASF” imbuhnya.
Terkait kemajuan dirinya sebagai bupati Sumba Barat Daya dengan enteng Kristofel Wungo mengaku telah dikenal oleh masyarakat Sumba Barat Daya, ia juga bicara dengan nada optimis bahwa dikenal oleh petinggi partai PDIP di Jakarta karena telah berbuat banyak untuk partai PDIP di Sumba Barat Daya.
Soal partai politik Kristofel Wungo mengaku akan berkoalisi dengan partai PAN karena saat ini masih menjabat sebagai ketua dewan pertimbangan partai PAN Sumba Barat Daya.
“Kami akan berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional karena sampai dengan saat ini saya masih ketua dewan pertimbangan partai PAN Sumba Barat Daya” tegasnya.
Fredy Malo, S.Pd, MM Bakal calon Bupati Sumba Barat Daya (SBD) periode 2024-2029 saat mendaftar di Partai PDIP SBD. Foto: TIMES Nusa Tenggara Timur
Fredy Malo, Kasie Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan
Sementara itu Fredy Malo yang juga mendaftar di partai PDIP Sumba Barat Daya mengaku telah berkeliling ke seluruh wilayah desa di kabupaten Sumba Barat Daya. Ia mengaku masyarakat sungguh senang dengan kunjungannya di desa. Bahkan ia mengaku banyak masyarakat memuji dirinya karena belum terpilih sebagai bupati sudah berada bersama dengan rakyat di pedesaan.
“Masyarakat di Kodi, Loura dan Wewewa yang saya temui dari desa ke desa, dari rumah ke rumah, dari bale-bale ke bale-bale, mereka sungguh senang, mereka bahkan bilang bapak ini belum jadi bupati saja sudah ada di desa dengan masyarakat, apalagi kalau sudah terpilih sebagai bupati” Ujar Fredy Malo.
Fredy malo sendiri mengaku menemukan sejumlah persoalan utama masyarakat diantaranya persoalan pendidikan, kesehatan, pertanian, pengangguran, infastruktur dan persoalan gizi buruk. Ia berjanji apabila terpilih maka akan diselesaikan tepat waktu.
Perihal bakal calon wakil bupati Sumba Barat Daya yang akan mendampingi dirinya, ia mengaku tidak menyukai politik dikotomi khusus bahwa harus calon wakil dari Wewewa, Loura atau Kodi, apabila calon bupati sudah berasal dari satu wilayah tertentu, sehingga menurutnya secara hati nurani ia tidak menyukai politik identitas berdasarkan suku dan agama.
Fredy Malo, S.Pd, MM Bakal calon Bupati Sumba Barat Daya (SBD) periode 2024-2029 saat mendaftar di Partai PDIP SBD. Foto: TIMES Nusa Tenggara Timur
“Jujur dari hati nurani saya tidak mau membedakan suku-suku yang ada di Sumba Barat Daya, seolah-olah harus Kodi, Loura dan Wewewa. Kalau Bupati sudah orang Kodi maka harus ambil wakil dari Wewewa, kalau saya ampun sudah saya tidak suka dari hati nurani, mau wakil dari mana saja kalau diam au bekerja maka Fredy Malo siap melamar” tegasnya.
|
Tidak ada komentar