KUPANG, TIMES Nusa Tenggara Timur | Calon Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkhiades Laka Lena menyebut jika Partai Gerindra akan berkoalisi dengan Partai Golkar dan beberapa partai lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam Pilkada yang akan digelan November mendatang.
Menurut Melki, dirinya diinformasikan oleh DPP Partai Golkar di Jakarta jika sudah ada pertemuan Tim Koalisi Indonesia Maju termasuk Prabowo Subianto jika Partai Gerindra juga akan bergabung dengan Golkar di Pilgub NTT.
“Saya diinformasikan oleh sekjen katanya sudah ada keputusan jika Gerindra nanti juga akan sama-sama di Pilgub NTT,” ujar Melki, Jumat 14 Juni 2024.
Bukan hanya Gerindra, Melki menyebut jika komunikasi lintas partai juga dilakukan dengan Demokrat, PSI dan beberapa partai lain.
Sementara soal siapa calon wakil gubernur nantinya Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu mengatakan jika akan menunggu diskusi bersama partai koalisi dan nantinya akan diputuskan.
“Saya sudah di telepon oleh DPP dan Sekjen Gerindra bahwa Gerindra juga akan sama sama di Koalisi Pilgub NTT,” imbuhnya.
Melkianus Laka Lena Bakal Calon Gubernur NTT Periode 2024-2029
Ingin Politik Riang Gembira
Usai membuka Kegiatan Golkar Academy Melki mengatakan jika ingin menerapkan politik riang gembira menyongsong Pilkada di NTT.
Sebanyak 50 peserta GA kedua disiapkan menjadi agen untuk kampanye Partai Golkar.
“Tentu ini bagian yang kita siapkan secara baik di tim kampanye partai golkar,” kata dia.
Melki menyebut jika dibawah kepengurusannya Golkar NTT fokus pada dua isu.
“Sejak awal saya jadi Ketua DPD kami selalu komitmen untuk berjuang pada dua hal Kaum Perempuan dan Milenial. Tema ini tidak boleh kita abaikan. Dalam konteks pilkada kita ingin kaum muda dan milenial harus menjadi pemeran utama dalam panggung politik,” ujarnya
Dia mengajak masyarakat untuk sama sama mengedukasi melalui proses politik.
“Mengajak masyarakat melihat dan memilih dengan baik apa siapa calon pemimpinnya. Kampanye kali ini harus penuh dengan kesan positif. Dijauhkan dari sentimen sjku ras dan agama. Kampanye yang membuat orang paham kenapa dia harus pilihan pasangan pemimpin,” tukasnya.***
|
Tidak ada komentar