TAMBOLAKA, TIMES Nusa Tenggara Timur| Hingga saat ini, masyarakat Loura belum menentukan arah dukungan politiknya dalam Pilkada Sumba Barat Daya 2024. Masyarakat Loura belum menyatakan sikap karena berakar dari kekecewaan masyarakat terhadap realitas politik yang mereka rasakan selama tiga periode pemilihan kepala daerah di Sumba Barat Daya.
Warga Loura menyadari bahwa selama tiga periode Pilkada, belum ada kandidat yang melibatkan kader dari Loura sebagai calon wakil bupati. Hal ini dinilai sebagai pengabaian potensi kader Loura yang menyebabkan masyarakat Loura merasa tidak diperhitungkan dalam kontestasi politik Sumba Barat Daya.
“Sampai sekarang, belum ada paket calon yang mengajak kader dari Loura untuk berpasangan sebagai calon wakil bupati. Ini adalah kekecewaan yang terus kami rasakan,” ujar Hendrik Ngongo.
Tidak hanya itu, warga Loura juga merasa bahwa selama tiga periode kepemimpinan bupati, pembagian jabatan di birokrasi tidak memberikan porsi yang cukup bagi kader-kader dari Loura. Mereka mengungkapkan bahwa banyak potensi kader Loura yang belum mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi dalam pemerintahan.
“Kami melihat bahwa pembagian jabatan di birokrasi selama ini tidak memihak pada kader-kader kami. Padahal, banyak potensi dari Loura yang seharusnya bisa diberdayakan untuk membangun Sumba Barat Daya,” tambahnya.
Kondisi ini membuat masyarakat Loura semakin berhati-hati dalam menentukan pilihan pada Pilkada 2024. Mereka berharap ada perubahan dalam pola pendekatan politik dari para kandidat, terutama dalam hal representasi kader Loura dalam posisi strategis.
Dinamika politik di wilayah Sumba Barat Daya kini semakin menarik untuk diikuti, mengingat peran masyarakat Loura yang strategis dalam menentukan arah dukungan. Kepada para calon, masyarakat berharap adanya komitmen yang lebih kuat untuk memberdayakan seluruh potensi daerah, termasuk dari Loura, demi kemajuan bersama Sumba Barat Daya.***
Tidak ada komentar